TafsirSurat Al-A’la Surat ini adalah surat yang istimewa karena banyak dihafalkan oleh kaum muslimin dan dan sering dilantunkan oleh para imam. Terdapat banyak dalil yang menyebutkan tentang keutamaan surat ini, bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwasanya Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam mencintai surat Al-A’la. Ali bin Abi Tholib berkata كَانَ رَسُولُ اللهِ PelajaranDari Hadis. 1. Di antara jenis tawasul yang disyariatkan: bertawasul kepada Allah dengan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas. 2. Keikhlasan merupakan sebab dihilangkannya kesulitan; yaitu masing-masing mereka berkata, “Ya Allah! Bila aku melakukannya karena menginginkan rida-Mu, maka bukalah dari kami kesulitan yang menimpa kami ContohTeks Pidato – Pidato merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan menyampaikan suatu hal. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang untuk berorasi di depan khalayak ramai. Hal yang disampaikan dalam berpidato merupakan suatu ide ataupun gagasan. Agar bisa lebih jelasnya perlu untuk memahami Sikaphikmah dalam berdakwah adalah memperbaiki kondisi masyarakat di negerinya sendiri sebelum yang lain. Bahkan, (memperbaiki kondisi) keluarganya terlebih dahulu, sebelum yang lain, kemudian ke masyarakat yang terdekat, dan seterusnya. Hal ini dalam rangka mengikuti petunjuk Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam Secarabahasa, khauf (الخوف) berasal dari kata khafa, yakhafu, khaufan yang artinya takut. Yakni takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain khauf, dalam Al Qur’an juga digunakan istilah khasyah yang terkadang maknanya sama, terkadang lebih khusus. Dalam Al Furuq Al Lughawiyyah dijelaskan, khauf adalah perasaan takut dari hukuman JsMlE. Oleh IMAM NUR SUHARNOOLEH IMAM NUR SUHARNO Semua urusan menjadi mudah ketika mendekat dan berserah diri hanya kepada Allah SWT semata. Kebingungan, kegundahan, dan problematik kehidupan menjadi sirna sebab hanya Allah yang menjadi tempat bergantung. Masalahnya adalah tidak sedikit manusia yang menjadikan Allah sebagai prioritas hanya sebatas di lisan. Padahal, kita sudah bersumpah untuk mempersembahkan seluruh hidup dan mati hanya untuk-Nya. “Katakanlah Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam’.” QS al-An’am [6] 162. Rasulullah dan para sahabatnya telah meneladankan dalam hal mendahulukan Allah. Sesibuk apa pun urusan ketika ada panggilan melaksanakan shalat maka segera ditinggalkan urusan tersebut dan bersegera untuk melaksanakan shalat berjamaah. Dalam hadis riwayat Bukhari, Aisyah RA ditanya, “Apa yang biasa dilakukan Nabi SAW di rumahnya?” Aisyah menjawab, “Beliau membantu keluarganya, jika waktu shalat tiba, beliau berwudhu dan keluar untuk shalat.” Ibnu Abbas RA menceritakan kepada para sahabat yang disibukkan dengan pekerjaan dan perniagaannya. Ketika azan berkumandang, mereka langsung meninggalkan perkerjaan dan perniagaannya, lalu berduyun-duyun menuju masjid untuk shalat berjamaah. Begitu pula yang disaksikan Abdullah bin Umar RA ketika datang ke sebuah pasar. Ketika tiba waktu shalat berjamaah, para pedagang serentak menutup toko-toko mereka dan bersama-sama berjalan menuju masjid. Seperti itu seharusnya, dalam kondisi apa pun ketika ada undangan dari Sang Pencipta untuk menunaikan shalat, seorang Muslim harus segera memenuhi undangan tersebut. Pesan itu pula yang disampaikan Imam Syahid Hasan Al-Banna, “Bangkitlah segera untuk melaksanakan shalat apabila mendengarkan azan walau bagaimanapun keadaannya.” Sikap di atas kadang bertolak belakang dengan kondisi di masyarakat. Tidak jarang kita melihat orang yang lebih asyik dengan kegiatan rapat, mengajar, bisnis, belanja, olahraga, nonton TV, main HP, sibuk dengan anak, dan kegiatan lainnya, yang menomorduakan pelaksanaan ibadah shalat dengan tanpa bersalah. Tidak patut bagi Muslim meremehkan kewajiban shalat. Shalat sebagai salah satu pilar dalam bangunan Islam HR Bukhari, dan ibarat kepala dalam tubuh HR Thabrani. Karena itu, setiap Muslim hendaknya bertekad mendirikan shalat tepat waktu dan tidak menundanya, apalagi melalaikan. Secara tegas, Alquran mengecam orang yang meremehkan kewajiban shalat hingga terlewat waktunya QS Al-Ma’aun [107] 4-5. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita, kaum Muslimin, dalam mendahulukan hak Allah di atas hak siapa pun. Sehingga kita layak disebut sebagai orang yang tidak lalai dalam mengingat-Nya. Amin. Jawabansiksaannya maaf kalo salah sebenarnya jawabannya adalah bersumpah atas nama ciptaannya sebelum memberi peringatan kepada kita

allah mendahulukan peringatan sebelum memberikan